Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang 2023 sebesar Rp 156,01 miliar.
Angka tersebut anjlok 35% dari periode yang saham tahun 2022 yang sebesar Rp 243,09 miliar. Namun, pada kuartal IV 2023 saja tercatat laba sebesar Rp 57 miliar, melesat 122% secara tahunan (yoy).
Mengutip keterangan resmi, manajemen menargetkan penjualan dan laba tumbuh double digit dari tahun sebelumnya pada tahun ini. Optimisme tersebut karena meningkatnya permintaan produk dan kenaikan produksi perseroan.
MARK membidik target produksi cetakan sarung tangan tahun ini sebanyak 14.400.000. Apabila tercapai maka ini menjadi rekor penjualan tertinggi di masa normal atau pre pandemic covid tahun 2020 yang hanya menjual 8,8 juta cetakan sarung tangan per tahun.
Permintaan cetakan sarung tangan naik tahun ini, didorong produksi sarung tangan global, khususnya di Malaysia, Thailand, dan China.
“Untuk mengantisipasi permintaan pelanggan, MARK akan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki saat ini agar utilisasi pabrik dimanfaatkan secara maksimal,” tulis manajemen, Kamis (28/3/2024).
Hal ini tercermin dari level produksi perusahaan sejak awal tahun 2024 menyentuh angka 65% dari tahun sebelumnya sebesar 35% dari total kapasitas pabrik.
Manajemen menyebut, pada tahun ini meskipun MARK menargetkan tambahan permintaan cetakan sarung tangan di 2024 namun tidak membutuhkan banyak belanja modal karena sebelumnya di 2021 MARK sudah berinvestasi untuk membangun pabrik ke tiga dari pembiayaan hutang bank dan kas perusahaan yang telah rampung di 2022 lalu.
Sebagai informasi, mengutip laporan keuangan, penurunan lana bersih sepanjang tahun 2023 sejalan dengan penjualan perseroan sepanjang 2023 yang sebesar Rp 559,46 miliar, turun 32% yoy.
Seiring dengan penurunan penjualan, beban pokok penjualan juga terpangkas menjadi Rp 295,77 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 421,08 miliar.
Dengan demikian, laba kotor turun menjadi Rp 263,69 miliar, dari tahun 2022 yang sebesar Rp 402,57 miliar.
Adapun total beban usaha sebesar Rp 72,30 miliar, susut dari Rp 77,80 miliar. Beban umum dan administrasi senilai Rp 63,41 miliar, mengalami koreksi dari posisi sama 2022 senilai Rp 64,10 miliar. Beban penjualan dan pemasaran Rp 8,88 miliar, mengalami penyusutan secara signifikan dari posisi sama tahun sebelumnya Rp 13,70 miliar.
Alhasil laba usaha menjadi 191,39 miliar atau longsor tajam dari tahun sebelumnya Rp 324,76 miliar.
Sementara itu, total ekuitas menjadi sebesar Rp 840,10 miliar, turun dari Rp 843,78 miliar. Jumlah liabilitas Rp 111,44 miliar, turun dari Rp 161,58 miliar. Total aset Rp 951,55 miliar, turun dari Rp 1 triliun.
Manajemen menyebut, perseroan masih berupaya mengutamakan efisiensi dan terus melakukan inovasi dalam proses produksi untuk bisa menjaga net profit margin yang tebal.
Berdasarkan laporan keuangan 2023 total laba yang dibukukan sebesar Rp 156 milyar atau 28% dari total penjualan sebesar Rp 559 miliar.
Penjualan MARK pada akhir kuartal 2023 pun naik 14% sebesar Rp 158 milliar jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya Rp 138 milliar, hal ini menunjukan produsen sarung tangan global sudah mulai meningkatkan kapasitas produksinya untuk mengganti persediaan glove yang akan kedaluwarsa pada 2024 dan 2025.
Artikel Selanjutnya
Laba Turun 54%, Emiten Ini Tetap Bagi Dividen Interim
(mkh/mkh)