Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) langsung mengambil langkah intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang tengah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Posisi dolar AS pagi ini nyaris menembus Rp16.000.
“BI terus masuk pasar, untuk menjaga agar terdapat keseimbangan supply demand valas di market,” terang Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2024).
Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 09:43 WIB, rupiah ada di posisi i Rp 15.955/US$. Mata uang Garuda melemah 0,44%. Posisi rupiah saat ini adalah yang terendah sejak 8 April 2020 atau hampir empat tahun terakhir di mana rupiah pada saat itu menyentuh Rp 16.150
Menurut Edi, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pelemahan rupiah. Antara lain sentimen dari Amerika Serikat dan China.
“Sumber globalnya selain dari US yg terdapat penurunan ekspektasi atas penurunan FFR, juga kelihatannya Rupiah banyak terdampak dari pelemahan CNY,” ujarnya.
“Sementara dari domestik ada permintaan USD terkait repatriasi dan masih outflownya asing di pasar SBN,” jelas Edi. Di samping itu, pengumuman inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin juga turut mempengaruhi inflasi.
Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi juga menganggap, khusus sidang sengketa Pilpres 2024 turut memengaruhi sentimen negatkf pelaku pasar keuangan. Ketidakpastian politik dianggap pelaku pasar keuangan menjadi semakin tinggi.
“Ketidakpastian politik masih terus terjadi, dan kendala terkini adalah apakah MK akan membatalkan status Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih,” tuturnya
Artikel Selanjutnya
Lumayan Bisa Napas, Gonjang Ganjing Global Mulai Reda
(mij/mij)