Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah kembali melemah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (3/4/2024), meski indeks dolar AS cenderung melandai.

Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 09:00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,41% ke posisi Rp 15.910/US$.

Sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, rupiah ditutup turun tipis 0,06% di posisi Rp 15.895/US$.


Faktor eksternal dan internal menjadi pemicu rupiah masih melemah terhadap dolar AS. Salah satunya yakni indeks dolar, meski indeks The Greenback tersebut terpantau melandai kemarin.

Indeks ditutup di posisi 104,816, lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya di posisi 105,019. Pada pagi hari ini, indeks dolar terpantau turun tipis 0,05% ke 104,76.

Sebelumnya indeks sempat menyentuh level 105 yang merupakan titik tertingginya sejak 8 November 2023 atau hampir lima bulan terakhir.

Melemahnya indeks dolar bisa menjadi kabar bahagia bagi rupiah. Namun, tekanan lain datang dari kenaikanyieldUS Treasury tenor 10 tahun yang melesat ke 4,33%.

Posisi tersebut melesat dibandingkan akhir pekan lalu yang masih berada di posisi 4,19%. Posisi ini juga menjadi yang tertinggi sejak 28 November 2023.

Kenaikan imbal hasil ini bisa memicu aliran outflow dari Indonesia ke AS karena investor tertarik dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

Beralih pada hari ini, Powell akan kembali berpidato dalam Economic Outlook di Stanford Business, Government, and Society Forum, Stanford, California.

Acara ini mempertemukan para pemimpin dari kalangan bisnis, organisasi nirlaba, pemerintah, dan akademisi untuk melakukan dialog konstruktif mengenai isu-isu terkini, termasuk pasar bebas, teknologi, dan keberlanjutan.

Pelaku pasar setidaknya akan menerima gambaran terkait kebijakan the Fed lebih lanjut, apalagi semalam sudah rilis beberapa data dari pasar tenaga kerja, sekaligus kemarin ada PMI Manufaktur.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, investor kini melihat peluang 56,3% bahwa The Fed akan memulai siklus pelanggarannya pada pertemuan Juni. Ekspektasi pasar jauh di bawah pekan lalu yang mencapai 63%.

Kembali lagi ke persoalan internal,Mahkamah Konstitusi (MK) akan melanjutkan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden hari ini. Agenda sidang adalah mendengarkan keterangan ahli dan saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Cadangan Devisa Jadi Harapan, Apakah Rupiah Bisa Menguat?


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *