Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah terpantau menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, masih dibayangi tekanan jual asing yang masih besar.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan kemarin, Kamis (2/5/2024) rupiah menguat 0,46% ke angka Rp16.180/US$. Posisi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang terjadi empat hari beruntun.



Salah satu pendorong penguatan rupiah yakni indeks dolar AS (DXY) yang mengalami penurunan. Pada pukul 15:05 WIB kemarin, DXY melemah 0,12% menjadi 105,633. Angka ini semakin menjauhi level 106.

Jika ini semakin berlanjut turun, ada kemungkinan bisa menjadi pendongkrak untuk rupiah menguat dan memicu asing kembali masuk ke pasar keuangan RI.

Sedangkan dari sisi domestik, pergerakan pasar keuangan domestik dipengaruhi oleh angka inflasi Indonesia yang masih berada di bawah ekspektasi. Namun, angka inflasi masih cenderung stabil dan terkendali.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2024 mencapai 0,25% secara bulanan (month to month). Sementara itu, inflasi tahunannya mencapai 3,0% (yoy) dan secara tahun kalender sebesar 1,19% (ytd). Tingkat inflasi bulanan pada April ini lebih rendah dari bulan sebelumnya dan dari posisi April 2023.

Adapun, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi April 2024 akan mencapai 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 3,08% pada April. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Maret 2024.

Sebagai catatan, inflasi pada Maret 2024 tercatat 3,05% (yoy) dan 0,52% (mtm) sementara inflasi inti mencapai 1,77% (yoy).

Pelaku pasar juga patut memperhatikan tekanan jual asing yang masih deras terutama setelah keputusan bank sentral AS atau the Fed masih menahan suku bunga di level tinggi.

Pada IHSG saja, asing tercatat jual bersih hingga lebih dari Rp2 triliun di pasar reguler pada kemarin. Jika diurutkan selama sebulan terakhir, asing sempat beli bersih di pasar reguler pada akhir April sekitar hampir Rp1 triliun, akan tetapi ini hanya terjadi selama satu hari di pasar reguler sementara sisa hari lainnya asing terus jualan.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, kini rupiah sudah mulai bergerak di bawah garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20.

Jika melihat tren kini mulai sideways dari rentang support Rp16.140/US$ yang diambil dari low candle intraday pada 24 April 2024, sekaligus dekat dengan MA200. Kemudian sampai resistance di Rp16.285/US$ yang ditarik dari high candle intraday 10 April 2024.

Paling dekat, jika rupiah masih bisa mempertahankan gerak di bawah MA20, maka potensi penguatan ke support kemungkinan besar terjadi. Namun, tetap perlu diantisipasi jika ada pembalikan arah melemah.




Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Rupiah Anjlok, Tembus Rp16 Ribu Per Dolar AS


(tsn/tsn)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *