Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah mulai mendingin setelah melonjak sekitar 1% pada perdagangan kemarin. Ini terjadi berkat perlambatan aktivitas bisnis AS kendati stock minyak di negeri Paman Sam merosot.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (23/4/2024) harga minyak mentah acuan Brent naik 1,63% menjadi US$ 88,36 per barel. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,62% ke US$83,36 per barel.

Pada hari ini hingga pukul 09.42 harga mulai turun tipis, Brent susut 0,11% menjadi US$ 88,32 per barel, sementara WTI terkoreksi 0,1% menuju US$ 83,21 per barel.

Harga minyak yang melonjak kemarin terdorong penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) yang cukup mengejutkan. Data dari American Petroleum Institute menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 3,23 juta barel pada minggu lalu, ini berbalik dari kenaikan 4,09 juta barel pada minggu sebelumnya dan bertentangan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan peningkatan sebesar 1,8 juta barel.

Namun, Prospek permintaan yang tercermin oleh menurunnya data aktivitas bisnis AS membuat harga minyak mulai mendingin hari ini. Meski begitu, hal ini dapat mendorong kemungkinan penurunan suku bunga the Fed yang membuat indeks dolar AS (DXY) lebih murah.

Pasar juga bertaruh bahwa Inggris dan Uni Eropa akan segera mulai melakukan pelonggaran meskipun angka PMI di wilayah tersebut kuat. Di sisi lain, investor terus memantau perkembangan geopolitik di Timur Tengah seiring dengan meningkatnya serangan Israel di Gaza.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Data Tenaga Kerja AS Menguat, Minyak Beri Tanda Balik Arah


(tsn/tsn)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *