Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan sesi I Kamis (2/5/2024), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali menahan suku bunga acuannya dan mereka juga mengindikasikan tak akan memangkas suku bunga pada tahun ini.

Pada pembukaan sesi I hari ini, IHSG dibuka cenderung stagnan di posisi 7.234,2. Selang lima menit setelah dibuka, IHSG terpantau melemah 0,48% ke 7.199,296.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 1,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 88.885 kali.

IHSG terpantau melemah setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya pada dini hari tadi waktu Indonesia.

The Fed memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk keenam kalinya secara beruntun.

The Fed menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Namun, mereka juga mengatakan belum ada kemajuan berarti dalam penurunan inflasi sehingga akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.

The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, dan Mei 2024.

Keputusan The Fed semalam semakin menunjukkan bahwa era suku bunga tinggi masih berlanjut atau belum ada tanda-tanda bakal ada penurunan suku bunga. Hal ini tentu bisa menjadi penekan bagi pasar keuangan RI.

Beralih ke domestik, pada siang ini akan ada rilis data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, akan mengumumkan angka inflasi Indonesia periode April 2024.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi April 2024 akan mencapai 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year-on-year/yoy) akan berada di angka 3,08% pada April. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Maret 2024.

Kemudian pada malam hari ini, Negeri Paman Sam akan merilis data lagi seputar neraca dagang dan update pasar tenaga kerja untuk data klaim pengangguran.

Neraca dagang AS diperkirakan masih akan terkontraksi, dari -US$ 68,9 miliar pada Maret menjadi -US$ 69,1 miliar, menurut data Trading Economics. Data ini cukup penting diperhatikan lantaran AS menjadi negara kedua partner dagang RI terbesar setelah China.

Berikutnya, untuk update pasar tenaga kerja dari klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 27 April 2024 diperkirakan bisa meningkat ke 212.000, dibandingkan pekan sebelumnya di 207.000.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Masih Menanjak, IHSG Bisa Tutup Tahun 2023 di 7.300-an?


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *